ان الفتى من يقول
هاناذا # و ليس الفتى من يقول كان ابي…..( المحفوظات
)
Seorang pemuda yang sejati adalah dia
yang berani menyatakan inilah aku,dan bukanlah seorang pemuda sejati itu yang
mengatakan beginilah bapakku (al mahfuudzot)
Sebuah rumus dasar yang sederhana agar kita mampu mencapai
‘keberhasilan-kesuksesan’ dalam kehidupan yang singkat ini. Apakah itu? HA
ANA DZA ! inilah aku ; yang berani mengacungkan jari saat semua orang diam;
yang berani tampil saat semua orang hanya menonton; yang berani menjadi luar
biasa saat semua orang hanya biasa-biasa saja.
Disadari atau tidak,kebanyakan dari kita merasa besar dan bangga
manakala disebutkan kebesaran bapak kita ; bapakku adalah seorang kepala
sekolah; bapakku adalah seorang pengusaha besar ; bapakku adalah orang yang
paling berperan di lingkungan masyarakat. Boleh saja kita bangga dengan semua
itu,karena memang kebesaran yang telah dicapai oleh bapak kita
adalah sebuah kebanggaan atas jerih payah dan usahanya. Namun,bila kita
bangga dengan hanya bersembunyi di balik nama besarnya,maka NOL BESAR yang akan
kita dapatkan . kenapa demikan ? karena kita hidup dengan nama kita
sendiri,kita hidup untuk mempertanggung jawabkan amal dan perbuatan kita
sendiri,kita hidup dengan jalan kita sendiri.
Wahai pemuda sejati !
Dunia melihat apa yang kita bawa,bukan melihat apa yang bapak kita
bawa. Jika kita ingin diakui sebagai pemuda sejati,maka tunjukkanlah pada
semuanya bahwa Ha Ana Dza ! bukan Ha Ana Dza yang
kosong yang kita tawarkan pada dunia , akan tetapi ha ana dza dengan
bekal dan integritas. Bekali diri kita dengan
kemampuan,integritas dan ketakwaan,maka kepercayaan dan pengakuan akan bisa
kita dapatkan.
Mari kita renungkan !
Bagaimana kita bisa tampil dan berseru HA ANA
DZA di depan? Karena kita berani. Bagaimana kita bisa berani? Karena kita
percaya diri. Bagaimana kita bisa percaya diri? Karena kita mampu dan bisa. Dan
bagaimana agar kita mampu dan bisa?
Belajar!
Beajar adalah usaha kita,tangga pertama kita
untuk mencapai tangga kedua,yakni tangga mampu ; kemampuan didapat bukan karena
bakat semata,melainkan dari proses belajar yang panjang. Belajar adalah
sikap berani menantang segala ketidakmungkinan. Karena ilmu yang tidak dikuasai
akan menjelma dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras
hanya bisa dilakukan oleh seseorang yang bukan penakut.inilah
utipan yang bisa kita ambil pelajarannya dalam Maryamah Karpov karya
Andrea Hirata. Boleh juga kita petik hikmah dari Ahmad Fuady alias Alif ;
seorang penulis dwilogy Negeri Lima Menara dan Ranah Tiga Warna yang
berpegang pada man jadda wajada. Syair yang sudah kita kenal
betul dalam sehari-hari ; barangsiapa yang bersungguh –sungguh maka berhasil.
Wahai pemuda sejati ! Buatlah alasan
untuk maju dan bertahan dalam perjuangan,jangan buat alasan untuk mundur dan
berhenti !
Dalam Qiro’atu r Rosyidah,al-Ustadz Subakir
Ahmad mengingatkan kepada kita ; tidaklah berguna jika kita melakukan sesuatu
tanpa alas an,ibarat orang berjalan atau berkendaraan,ia tidak memiliki arah
tujuan. Hal inilah yang sebenarnya mendasari rumus Ha Ana Dza.
Rumus Ha Ana Dza yang kita pelajari tadi
ternyata tidak berlaku bagi semua orang. Hanya pribadi terpilihlah yang mampu
mengimplementasikan dan merealisasikannya. Siapakah dia? Dia ; yang mempunyai
alas an untuk apa ia hidup ; yang mempunyai alasan untuk apa ia berjuang ; yang
mempunyai alas an untuk apa ia bertahan.
Beliau,al-Ustadz subakir Ahmad menganjurkan
kepada kita untuk membuat alas an itu,sebuah Ghordun Nabiilun ;
tujuan yang mulia. Yakni tujuan yang mencakup dunia dan akhirat,tujuan yang
dibuat tidak hanya untuk kepentingan sendiri,tujuan yang dibuat atas dasar
kesadaran akan siapa dirinya; sebagai hamba Allah dan sebagai manusia yang
diciptakan hidup dengan sesamanya dan makhluk lainnya.
Wahai pemuda sejati,generasi Islam,harapan
bangsa ! Apa jadinya jika kita tidak memiliki tujuan hidup? Satu,kita
tidak mempunyai semangat dan motivasi kuat untuk berjuang. Dua ,kita akan mudah
menyerah dan putus asa dengan keadaan. Dan tiga,tentu saja kesia-siaan,karena
hidup dan usaha yang tanpa arah.
Ingatlah baik-baik ! ketika tujuan itu sudah kita genggam
erat-erat dalam tangan kita,maka jadilah kita pribadi-pribadi terpilih,pemuda-pemuda
sejati yang akan kembali mengibarkan bendera kejayaan Islam dan membangun
kesejahteraan bangsa. Pemuda sejati,dialah pemuda dengan tujuan hidup yang
mulia dan berani mengatakan “Ha Ana Dza !” kepada dunia.
Yaa ma’syaro s Syabaab , hayya ‘ala l Falaah
! mari kita menuju kemenangan.
Dan tersenyumlah untuk ridho-Nya. Wallahu a’lam bis showaab.^_
By : Almiya Safitri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar